Bupati : Pungut Sampah Jangan Hanya Seremonial Belaka

Posted on 21 Jun 2019


Bupati : Pungut Sampah Jangan Hanya Seremonial Belaka

Bupati Pati Haryanto hari ini memimpin Gerakan Pungut Sampah. Pada kegiatan yang dihadiri oleh pejabat dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jateng ini, para peserta membersihkan sampah yang memenuhi jalan, sungai, dan pintu air di Jalan Ki Ageng Selo Desa Blaru Kecamatan Pati.

Nampak hadir pula di gerakan ini, Sekda, Kajari, Kapolres, perwakilan dari Kodim, para kepala dinas, asisten, kepala OPD, TNI, Polri, Pramuka, Perangkat Desa Blaru, warga setempat, serta Satpol PP Kabupaten Pati.

"Tentu kita sambut baik acara ini, karena sampah menjadi persoalan kita bersama. Sering kali masyarakat apatis, hanya cari mudahnya saja saat membuang sampah. Ketika dekat sungai, membuang sampah di sungai. Karena masyarakat menganggap sungai adalah tempat yang mudah untuk membuang sampah", terang Haryanto.

Padahal, lanjut Bupati, ketika kebiasaan itu terus dilakukan tentunya sampah makin menumpuk pada saluran irigasi dan juga bisa berdampak buruk pada masyarakat karena mereka terjangkit penyakit.

"Kita sering adakan program seperti ini, kalau ini kan hanya kegiatan seremonial yang terpenting adalah implementasi perilaku masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya diterapkan di seluruh desa", terang Bupati.  Pemerintah Kabupaten Pati, menurut Haryanto, sudah memiliki Perda terkait sampah. "Tinggal pelaksanaannya saja yang perlu dilakukan lebih maksimal" tegasnya.

Menurut Bupati ada beberapa desa yang sudah menerapkan buang sampah pada tempatnya melalui penyusunan Peraturan Desa (Perdes). "Dan itu sudah terlaksana. Bahkan ada Kepala Desa yang menerapkan Perdes sampah dengan membuat petugas kebersihan yang dibiayai dari Dana Desa. Ini tentu boleh dilakukan, seperti untuk pembelian gerobak sampah dan pembuatan tempat sampah," jelas bupati.

Menurut Haryanto, persoalan sampah ketika tidak segera ditangani akan menjadi persoalan dimasing-masing wilayah dan menjadi sumber penyakit. "Kalau kita hanya mengandalkan pasukan kuning tentunya tidak akan maksimal", terang Bupati.

"Memang untuk di perkotaan tidak menjadi masalah, tetapi untuk di wilayah pedesaan dan di tepi jalan masih dijumpai sampah yang berserakan karena banyak sampah yang dibuang tidak pada tempatnya,"imbuhnya.

Oleh karena itu, lanjut Haryanto, prakarsa acara seperti ini janganlah hanya seremonial semata. "Kita bisa mencontoh Desa Cebolek, di mana saat aturan buang sampah sudah diterapkan, warga yang membuang sampah sembarangan akan dikenai denda dan akhirnya sekarang masyarakat di sana sudah tertib," tuturnya.

Sementara itu, Ammy Rita Manalu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya, Beracun, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jateng menjelaskan bahwa Gerakan Pungut Sampah ini dilakukan di seluruh Provinsi Jawa Tengah  sebagai salah satu bentuk kampanye lingkungan, untuk menggugah kepedulian seluruh lapisan dan kalangan masyarakat dalam pengelolaan sampah. (fn2 /FN /MK)