Bupati : Penanaman Bibit Upaya Cegah Banjir

Posted on 09 Jan 2020


Bupati : Penanaman Bibit Upaya Cegah Banjir

Bupati Pati Haryanto berkesempatan menanam bibit KBR ( kebun bibit rakyat ) di lokasi penanaman Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS). Berlokasi di desa Sukobubuk Kecamatan Margorejo, penanaman ini dilakukan bersama Kepala BPDASHL Pemali Jratun Rochimah Nugrahini dan Forkopimcam kecamatan Margorejo, Kamis (9/1).

Ratusan ribu bibit Kebun Bibit Rakyat diserahkan oleh Kepala Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali Jratun secara simbolis kepada Bupati, yang kemudian diterimakan kepada Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Sukobubuk Rejo. Kelompok ini merupakan kelompok tani pemegang Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) seluas 1.265 hektare. 

Bupati berharap, dengan adanya penanaman ratusan bibit tersebut, hutan akan lestari. Sehingga, air hujan akan terserap dengan baik dan berbagai bencana alam, di antaranya banjir dan tanah longsor dapat dicegah.

Kepada para petani, Haryanto berpesan agar mereka juga memperhatikan penghijauan. "Kita sudah diberi hak hutan sosial seluas 1.265 hektare, ini adalah anugerah luar biasa. Oleh karena itu kita lakukan penghijauan, ada petai, jengkol, sengon, alpukat, durian dan lain-lain. Silakan, boleh tumpang sari tetapi harus memperhatikan penghijauan jangan biarkan hutan gundul," imbau Bupati.

Lebih lanjut Bupati mengatakan, penanaman ini tidak menghilangkan fungsi hutan, justru sebaliknya bertujuan untuk memperkuat fungsi ekologis hutan.

"Kalau dibiarkan gundul, hutan tidak bisa menyerap air dengan baik, sehingga setiap hujan lebat akan menyebabkan banjir ke mana-mana. Jangan hanya menyalahkan pemerintah ketika terjadi banjir, tanpa melakukan upaya upaya semacam ini," tutur Haryanto.

Haryanto berpesan agar masyarakat untuk pola hidup bersih, tidak membuang sampah sembarangan terutama di sungai. Apalagi memasuki musim penghujan dimana sampah akan larut terbawa arus sungai sehingga menyebabkan saluran tersumbat, kemudian berdampak pada tanggul jebol atau saluran irigasi rusak dan menyebabkan banjir.

Haryanto juga berpesan pada para petani untuk melakukan pengawasan dan evaluasi serta membuat laporan setelah menanam.

"Jangan hanya menghitung untungnya saja, setelah ditanam harus diawasi sampai sejauh mana penanaman itu bisa hidup dan berkembang. Selain tanaman semusim dirawat, tanaman yang ditanam untuk fungsi penguatan hutan lindung juga harus dirawat," tandas Bupati. (po2/PO/MK)