Posted on 31 Okt 2020
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Sabtu (31/10), menggelar Apel Siaga Bencana. Apel dengan peserta terbatas ini diselenggarakan di halaman kantor BPBD Pati dan dipimpin langsung oleh Bupati Pati Haryanto.
Dalam acara yang juga diikuti oleh Wakil Bupati Pati Saiful Arifin (Safin) tersebut, Bupati Haryanto menjelaskan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya, apel siaga bencana biasanya dilaksanakan di dekat desa yang sering menjadi lokasi bencana alam banjir.
"Karena pandemi Covid-19, apel dilaksanakan terbatas di halaman BPBD Pati. Namun demikian ini tidak mengurangi kekuatan dan kesiapsiagaan seluruh personel untuk bertindak cepat manakala terjadi bencana", jelasnya.
Lebih lanjut Bupati juga mengatakan bahwa Kabupaten Pati memiliki wilayah geografis yang membuatnya cukup rawan bencana, terutama kekeringan, banjir, angin kencang, dan longsor.
“Terkait kekeringan, sampai sekarang kita masih dropping air bersih. Sebab, sekalipun sudah beberapa kali hujan, kebutuhan air bersih di sejumlah wilayah belum tercukupi. Namun itu hanya di sejumlah kecil wilayah. Tahun ini memang kekeringan tidak separah sebelumnya,” terangnya.
Mengingat kini telah mulai musim hujan, Haryanto pun meminta seluruh personel untuk mewaspadai bencana banjir, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Terkait banjir, ia berharap normalisasi Sungai Juwana, sekalipun belum tuntas, bisa membantu mengurangi risiko bencana. Namun demikian, ia berharap, dengan sokongan pemerintah pusat, normalisasi Sungai Juwana bisa dituntaskan dari hulu ke hilir.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai bencana angin kencang dan puting beliung yang cukup kerap terjadi pada musim penghujan.
“Kemarin baru hujan beberapa kali, sudah ada beberapa puting beliung yang terjadi. Akhirnya banyak genteng melorot. Kemarin di Prawoto juga ada angin (kencang-red), akibatnya rumah ambruk, tapi rumahnya tidak permanen. Sudah kita bantu juga,” ungkap Haryanto.
Adapun terkait gelombang tinggi, Bupati meminta masyarakat yang tinggal di daerah sekitar pantai untuk waspada, terutama karena cuaca tidak menentu.
Di samping bencana alam, ia juga mewanti-wanti masyarakat untuk awas terhadap bencana yang kerap kali terjadi akibat kelalaian manusia, yakni kebakaran. “Pada kurun 2019, cukup banyak kejadian kebakaran di kapal, gudang, perumahan, dan lain-lain. Itu semua rata-rata akibat kelalaian,” ungkap dia.
Tak lupa, Haryanto juga mengingatkan semua pihak untuk tetap mewaspadai pandemi Covid-19 yang merupakan bencana dunia. Menurutnya, berbeda dengan bencana alam seperti kekeringan dan banjir, pandemi Covid-19 masih tidak menentu kapan akan berakhir.
“Kekeringan kalau sudah masuk musim hujan selesai, banjir kalau masuk kemarau selesai, sedangkan (pandemi Covid-19) ini kita tidak tahu kapan selesai,” tutur dia.
Oleh karena itu, Haryanto mengharapkan kekompakan dan keikhlasan dari seluruh personel siaga bencana untuk memberikan contoh pada masyarakat, terutama dalam hal penerapan protokol kesehatan.
Menurutnya, apel siaga bencana ini merupakan wujud kekompakan dan kebersamaan lintas sektor untuk menanggulangi bencana.
“Kita harapkan semua pihak terpadu. Penanggulangan bencana bukan hanya tugas BPBD dan relawan. Kalau ada becana kita harus gotong-royong mengatasi. Kita siap sedia setiap saat untuk langsung ambil tindakan,” tandasnya.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan, dalam rangka antisipasi dan penanggulangan bencana, telah disiapkan personel siaga bencana sebanyak 1.013 orang.
Mereka terdiri atas 150 orang dari unsur TNI, 600 orang dari unsur Polri, 30 orang dari Tagana, dan 233 orang relawan BPBD. “Tujuannya adalah untuk mengurangi terjadinya risiko bencana di Kabupaten Pati,” ucapnya. (fn1/FN /MK)