Posted on 13 Okt 2018
Jumat malam (12/10), Bupati Pati Haryanto menghadiri acara peresmian pembangunan Masjid Al Muhajirin yang berlokasi di Perumahan Rendole Indah. Kehadiran Bupati juga sekaligus untuk penandatanganan prasasti sekaligus pengajian bersama KH. Fahrurrozi dari UIN Walisongo Semarang.
Bupati Pati Haryanto dalam sambutannya mengatakan bahwa bulan Oktober 2018 ini, merupakan sebuah berkah bagi dirinya. Hal ini lantaran, dalam kurun waktu satu pekan, pihaknya telah meresmikan tiga masjid di beberapa tempat, yakni di Desa Kertomulyo, Desa Boloagung serta di Perumahan Rendole.
"Dengan banyaknya masjid yang telah dibangun dan telah saya resmikan, semoga menjadi satu tanda bahwa keimanan dan keislaman masyarakat Kabupaten Pati semakin meningkat. Dan alhamdulillah biaya pembangunan pun tidak ada yang dari perseorangan, namun hasil dari gotong-royong dan swadaya masyarakat", ungkapnya.
Haryanto berharap usai peresmian, masyarakat tetap konsisten memakmurkan masjid. "Jangan sampai hanya ramai ketika saat Ramadhan, Idul Fitri serta Idul Adha saja. Karena yang namanya membangun masjid itu lebih mudah dibandingkan dengan memakmurkan masjid. Sehingga ketika masyarakat membangun masjid, juga harus bisa memakmurkan lewat berbagai kegiatan", terang Haryanto.
Menurut Bupati, salah satu ciri masjid yang makmur itu ketika jamaah salat lima waktunya semakin bertambah dan meningkat, serta sering adanya kegiatan seperti TPQ dan lain sebagainya.
Dalam hal pembangunan tempat ibadah, Bupati mengaku sangat terbuka untuk masyarakat. "Bahkan ada banyak sekali proposal pembangunan tempat ibadah mulai dari masjid, gereja, vihara dan lain seterusnya, tidak ada yang ketinggalan. Kalaupun anggaran yang diberikan belum mencukupi akan masuk di anggaran perubahan", terang Haryanto.
Terkait bantuan pembangunan seperti ini, pihaknya takkan mempersulit. "Saya pokoknya gampangan, terlebih anggaran yang digunakan kan memang dari rakyat dan untuk rakyat. Kalau sesuai aturan kan tidak ada masalah", imbuhnya.
Di akhir sambutan, Bupati menghimbau pada masyarakat agar masjid jangan dijadikan seperti monumen. "Karena yang terpenting adalah bagaimana masyarakat dapat memakmurkannya", pungkas Haryanto. (fn2/FN/MK)