Posted on 28 Des 2019
Dalam sambutanya bupati mengatakan pembangunan gereja yang berdampingan dengan masjid itu sudah biasa. Jadi, menurut Haryanto, sekarang tidak perlu ada rasa khawatir.
"Karena membangun tempat ibadah itu bukannya mencari perseteruan apalagi untuk menimbulkan kekhawatiran masing-masing umat. Sebab sebenarnya keyakinan seseorang terhadap kepercayaan dan keagamaan yang diakui itu munculnya dari hati bukan karena paksaan", jelas Bupati.
Ia pun mengaku sering menghadiri pembangunan tempat ibadah semacam ini. "Ada gereja, wihara, masjid dan mushala juga. Dan ini adalah bukti bahwa kehidupan umat beragama di kabupaten pati sangat rukun", ungkap Haryanto.
Ia pun menjelaskan bahwa saat perayaan natal kemarin bahkan umat Kristiani dalam merayakannya dijaga oleh Banser dan tokoh agama lain. "Serta dikawal keamanan dari polisi dan TNI sehingga tidak ada kejadian yang tidak diinginkan. Hal ini menunjukkan adanya toleransi antar umat beragama di kabupaten Pati", terang Bupati.
Haryanto menambahkan, pembagunan gereja ini adalah pengembangan yang sudah ada karena jemaatnya semakin besar dan semakin banyak. "Oleh karena itu saya menyambut baik karena sudah melalui verifikasi dan kajian yang ada", ujar Bupati.
Pada tahun 2020 nanti, Bupati berharap bisa membantu untuk pembangunannya. "Tapi ya kita tidak bisa banyak, sifatnya hanya partisipasi paling banyak sekitar Tp 30 - 40 juta saja", imbuhnya. Ia pun berharap agar pembangunan tempat ibadah ini semakin meningkatkan ketakwaan dan keimanan jemaaatnya. (fn2 /FN /MK)