Buka Lomba MAPSI Ke-20, Bupati Lecut Semangat Peserta

Posted on 14 Okt 2017


Buka Lomba MAPSI Ke-20, Bupati Lecut Semangat Peserta

Pada pembukaan Lomba MAPSI (Mata pelajaran pendidikan agama dan seni Islam) tingkat sekolah dasar pada Sabtu (14/10) ini, ada satu hal yang menjadi catatan bagi Bupati Haryanto.

Selama 20 tahun berjalannya lomba MAPSI, Kabupaten Pati belum pernah meraih juara umum MAPSI di tingkat provinsi. Namun ia optimis Kabupaten Pati memiliki bibit- bibit unggul dalam pendidikan Agama Islam. "Lomba ini jangan dijadikan seremonial belaka, tapi jadikan sebagai ajang untuk mendidik anak agar menjadi anak sholeh yang berprestasi dan memiliki karakter. Sehingga selain kegiatan tahunan, semoga sehari- hari para guru juga mengajarkan pada anak didiknya untuk berkarakter sesuai Agama Islam," himbaunya.

Pada lomba yang juga dihadiri Kepala Disdikbud Sarpan, beserta KKGPAI Kabupaten Pati, digelar perlombaan dengan kelompok seni Islam kaligrafi, bercerita, seni rebana, dan lainnya. 672 peserta lomba yang berasal dari berbagai sekolah dasar di Kabupaten Pati. 

Tak lupa Bupati berpesan pada panitia untuk melakukan evaluasi pasca lomba ini untuk penyelenggaraan lomba yang lebih baik di tahun mendatang. "Mudah- mudahan nanti yang juara bisa tepuk dada, tapi yang kalah juga tidak patah semangat. Juga para juri agar berlaku profesional, sehingga bisa menilai dengan objektif, siapa- siapa yang memang berhak menjadi juara dalam lomba ini," harapnya.

Bupati pun menyoroti keberadaan piala bergilir yang diperuntukkan bagi juara umum lomba tahunan ini, ia nilai sudah tidak layak pakai. Bupati menyayangkan keadaan piala yang seharusnya menjadi kebanggaan bagi para juara, ternyata sudah kusam dan jauh dari kata bagus. "Ini piala bergilir kenapa kusam sekali, Disdikbud apa tidak bisa menyediakan yang lebih bagus lagi," tegas Bupati saat hendak menyerahkan piala pada penyelenggara lomba.

Bupati lantas mengingatkan Disdikbud dan panitia penyelenggara untuk mengganti piala tersebut di tahun mendatang. Bahkan ia "mengancam" tidak akan hadir dalam lomba MAPSI tahun depan, bila piala bergilir ini tidak diganti yang baru. "Piala ini kan bentuk apresiasi dari kita untuk adik- adik yang sudah berprestasi, walaupun namanya piala bergilir, tapi kalau sudah kusam ya jangan dipakai terus. Diganti yang baru biar adik- adik ini termotivasi untuk jadi juara," tandasnya pada pembukaan MAPSI Ke 20 ini. (po3/PO/MK)