Posted on 17 Nov 2017
Pendidikan karakter yang ditegaskan pemerintah pusat di tanggapi dengan seksama oleh lembaga pendidikan di wilayah. Sebagaimana terjadi di sejumlah Sekolah Dasar di Kecamatan Tayu.
Di antara kegiatan tersebut adalah dengan menyambut kedatangan siswa serta melaksanakan salat berjamaah. Di antaranya yang terjadi di SDN Jepat Kidul 02. Kepala sekolah yang bersangkutan, Siti Mualifah, mengatakan, dalam pendidikan karakter para siswa dibiasakan untuk melakukan hal-hal baik.
Seperti tradisi salaman yang dilaksanakan setiap hari ketika para siswa baru beberapa langkah mewati pintu gerbang sekolah. Diatur menggunakan jadwal, para guru piket harus datang lebih awal untuk menyambut siswa.
“Insyaallah saya selalu menemani para guru yang piket, menyambut kedatangan siswa ke lingkungan sekolah,” ungkapnya, kemarin.
Adat salaman juga dilakukan usai pelaksanaan upacara bendera di halaman sekolah. Bahkan sudah menjadi kebiasaan, sebelum ‘bubar jalan’ para siswa diberi aba-aba sehingga bertahap mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, para siswa mengular untuk bersalaman kepada semua guru.
Selain itu, setiap jam istirahat ke dua, para siswa dibimbing untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah.
“Kalau siang, tepat jam istirahat ke dua, kami lakukan sholat berjamaah. Anak-anak dibimbing langsung oleh guru agama mulai dari wudhu hingga ke tempat salat,” jelasnya, kemarin.
Lantaran lokasi mushala sekolah tidak mencukupi jumlah siswa, kegiatan shalat berjamaah dilakukan secara bergiliran. Meski begitu, tidak mengurangi antusias siswa untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Hal senada juga terjadi di SDN Kalikalong 01. Sejumlah kebiasaan yang dibangun adalah budi pekerti seperti kesopanan yang diterapkan kepada siswa dan siswi yang rata-rata datang ke sekolah menggunakan sepeda. Kepala SDN Kalikalong 01, Sutiarso mengatakan, ketika memasuki halaman sekolah, para siswa diwajibkan turun dari sepeda. Kemudian mendorong sepedanya menuju tempat parkir yang disediakan di sebelah kiri halaman sekolah.
“Setelah menaruh sepeda di tempat parkir, anak-anak kemudian bersalaman dengan guru piket, yang jaga sebelum menuju kelas masing-masing,” ungkapnya.
Sementara itu, di SDN Pondowan 02, pelaksanaan shalat dzuhur berjamaah hanya dilaksanakan oleh siswa mulai kelas IV hingga kelas VI. “Jadi bergiliran. Para siswa sendiri yang menjadi imam dan makmum,” kata Asmudi, Kepala SDN Pondowan 02.
Menurut Asmudi, pendidikan karakter kepada siswa sekolah dasar harus dilakukan dengan cara pembiasaan. Hal itu dilakukan untuk membangun pondasi yang benar-bena kuat. Yakni meliputi akhlaqul karimah yang tampak dari penilaian sikap, ketrampilan, sosial, pengetahuan.
“Kesemuanya itu harus seimbang. Karakter itu utama, kalau karakter baik, sosialnya tumbuh dengan baik. Juga ketrampilan, meski merupakan bakat, bawaan lahir. Semuanya tidak lepas dari karakter,” ungkapnya.(po/PO/MK)