Belajar dari Kesuksesan Pengusaha Aksesoris Mobil Asal Pati

Posted on 30 Des 2017


Belajar dari Kesuksesan Pengusaha Aksesoris Mobil Asal Pati

Dijumpai di toko miliknya yang beralamat di kompleks pertokoan Gedung Olahraga (GOR) Pesantenan Pati, perempuan bernama Lastri Krisworo sedang sibuk melayani pembeli. Di toko berukuran kira-kira 10 X 5 meter itu terisi penuh dengan aksesoris kendaraan, baik motor dan mobil.

Ada satu meja dan satu set komputer yang terletak di sebelah utara. Layar komputer tersebut ternyata tersambung dengan kamera tersembunyi atau (CCTV). Sedangkan aksesoris yang paling banyak dijual adalah aksesoris motor. Mulai dari slebor hingga paddock motor tersedia. Selain itu, di tempatnya juga menyediakan jasa isi nitrogen untuk ban motor dan mobil. Jumlah aksesorisnya ribuan dengan berbagai macam jenisnya.

Meski begitu, kesuksesan yang dicapai perempuan kelahiran Pati 18 Agustus 1958 ini bukan tanpa tantangan dan halangan. Dirinya bersama suami telah merintis usaha tersebut mulai dari nol.

”Saya memulai usaha ini mulai dari kecil pada 1995. Hanya bermodal lima juta rupiah hasil pinjaman dari bank saya nekat membuka usaha ini. Awalnya, saya hanya menjual aksesoris motor saja,” katanya kemarin.

Diakui, sejak kecil dirinya memang bercita-cita menjadi seorang pengusaha. Terlebih, banyak anggota keluarganya yang sukses dari berwirausaha. Selain itu, orang tuanya juga sudah mengajarkannya untuk bisa berwirausaha sejak kecil.

”Dulu saat masih kecil saya sering membantu orang tua berjualan. Bahkan, saat saya mnginjak seumuran SMA, saya bertekad dalam diri untuk menjadi seorang usahawan,” ujarnya.

Sebelum membuka usahanya sendiri, setelah menikah dia sempat berjualan sembako di Pasar Ronggowangso hingga enam tahun. Usaha tersebut mulanya merupakan usaha milik ibunya. Namun, karena sudah cukup tua, usaha tersebut dikelolanya.

”Waktu itu saya dibingungkan dengan hobi anak saya yang suka mengotak atik motor. Namun, mulai dari hobi anaknya itu, dia membuka usaha aksesoris motor dan meninggalkan usaha lamanya berjualan sembako di pasar,” ujarnya yang tinggal di RT 14/RW 04 Desa Blaru, Kecamatan Kota.

Diakui, apa yang didapatkannya tidak mudah. Bahkan, dirinya sempat patah semangat karena jualannya sepi pembeli. Selain itu, untuk sampai ke titik kesuksesan yang dirasakannya sekarang, perlu waktu bertahun-tahun.

”Usaha itu memang tidak mudah. Kuncinya itu telaten dengan apa yang dikerjakan. Selain itu, sikap jujur, pantang menyerah dan disiplin harus tertanam dalam diri seorang wirausahawan. Jangan hanya baru sebentar sudah patah semangat,” tuturnya.

Saat ini, ibu tiga orang anak ini sudah memliki dua toko. Satu di GOR Pesantenan dan yang lainnya di Jalan Kol Sunandar Pati. Omzet kotor yang bisa didapatkannya mencapai Rp 15 juta perbulan.

”Kedepannya saya masih ingin terus berjualan hingga tubuh ini sudah tidak kuat lagi. Selain itu, nantinya saya harap anak saya bisa meneruskan usaha saya nanti,” harapnya.(fn/FN/MK)