Begini Jawaban Pemprov Saat Ditanya Saluran Irigasi yang Tak Terawat di Jakenan

Posted on 05 Okt 2017


Begini Jawaban Pemprov Saat Ditanya Saluran Irigasi yang Tak Terawat di Jakenan

Saluran irigasi disejumlah daerah di Kecamatan Jakenan tidak terawat. Selain dipenuhi rumput liar, sejumlah saluran air menuju pertanian warga ini alami pendangkalan. Sehingga pemanfaatanya tak maksimal.

Menanggapi keadaan itu, Budi Santoso selaku kosatpol Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), menjelaskan, perawatan saluran irigasi mempunyai prioritas operasi pemeliharaan di saluran hulu terlebih dahulu.

”Sehingga untuk perawatan seperti pembersihan rumput liar, pengangkatan sedimentasi dan perbaikan talut sendiri diprioritaskan pada saluran irigasi yang berada di hulu,” ungkapnya pada Humas Setda Kabupaten Pati.

Disamping itu, petugas saluran irigasi di wilayah Kecamatan Jakenan yang meliputi Desa Sidomulyo, Tanjungsari dan sekitarnya belum ada. Jadi untuk perawatan saluran irigasi di wilayah tersebut, masih dibantu dengan petugas yang ada di wilayah lain.

Ia mengatakan, operasi pemeliharaan sendiri banyak macamnya. Di antaranya perawatan fisik dan kebersihan jaring. Saat ini, perawatan sendiri baru dimulai pada saluran irigasi hulu yang berada di Kecamatan Pucakwangi setelah itu baru menyasar pada saluran hilir yang berada di Kecamatan Jakenan dan sekitarnya.

”Kami melakukan perawatan di saluran irigasi hulu dulu, karena menurut kami perawatan di hulu lebih utama,” bebernya.

Disinggung mengenai hilangnya pintu pengendali air yang terbuat dari besi disejumlah saluran irigasi di sekitar lahan pertanian di Kecamatan Jakenan. Ia menjawab, itu perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab. Sehingga sangat diharapkan kepada masyarakat untuk membantu mengawasi kondisi pada dam pengendali yang terdapat disaluran irigasi.

Pihaknya juga menambahkan, kedepan pihaknya juga akan mengusulkan untuk pengangkatan sedimentasi yang terjadi pada saluran irigasi. Tetapi dalam praktiknya nanti akan dilakukan secara bertahap. Terkait pintu air padadam pengendali yang hilang, sudah terjadi sejak 2007.

”Kami berharap, peran serta masyarakat dalam perawatan pintu air dan tertib dalam penggunaan air,” pungkasnya.(fn/FN/MK)