Posted on 30 Nov 2017
Pengrajin batik Desa Tawangrejo Kecamatan Winong, berkreasi dengan mengambil tema dari pemandangan desa setempat. Nama motif bati, beberapa diantaranya diambil dari nama tumbuhan seperti randu alas, bunga sepati, dan daun bambu.
Salah satu perintis batik tersebut, warga RT04/RWI Desa Tawangrejo Nur Anandifah mengaku, usaha tersebut berawal hanya coba-coba. Sebenarnya, tema diambil karena, para perintis usaha ini ingin mengenalkan desanya lewat seni batik. Sehingga, torehan motif yang dihasilkan, juga terinspirasi dari pemandangan desa.
“Usaha ini, sebenarnya digagas oleh kami bersama 3 teman kami. Mereka adalah Dwi yuli Astuti, Eni Ernawati, dan Siti Masruroh. Semuanya adalah warga setempat,” jelasnya.
Pihaknya menambahkan, kegiatan membatik ini diawali saat mengikuti pelatihan melukis di balai kerja mandiri (BKM) yang diadakan oleh pihak desa. Awalnya, para perintis usaha batik ini coba-coba.
“Awalnya, kami juga tidak bisa membatik. Sehingga, kami harus belajar dengan orang yanng bisa. Kami juga sempat mengikuti pameran batik di Magelang,” jelasnya.
Dwi Yuli Astuti yang juga sebagai perintis batik mengaku, modal awal usaha ini Rp5.000.000. Modal tersebut di dapat dari empat orang pendiri usaha batik ini. Modal tersebut selanjutnya digunakan untuk membeli peralatan dan bahan untuk membatik.
“Saat ini, usaha batik kami, mampu menghasikal sekitar 25 lembar kain batik dengan diametr 2 meter X 2,10 meter perlembarnya dalam 1 minggu. Tetapi, jumlah tersebut tidak tentu, tergantung kesibukan masing-masing,” urainya. (fn/FN/MK)