Posted on 14 Okt 2017
Sejumlah petani di Desa Kutoharjo, Kecamatan Pati, melakukan pembasmian organisme pengganggu tanaman (OPT). Uniknya, kegiatan yang dilakukan bersama dengan Dinas Pertanian Pati tersebut, para petani masih menggunakan motode gerudukan dalam mengendalikan hama.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Ratnawati Suyono mengatakan, salah satu OPT yang tengah mewabah adalah hama wereng batang coklat (WBC). Kondisi curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir, membuat hama ini mewabah di area tanaman petani.
“Karena masih adanya curah hujan yang masih cukup tinggi, membuat populasi OPT khususnya hama WBC. Sehingga perlu diupayakan untuk menekan jumlah populasinya,” ungkapnya.
Apalagi, jenis hama ini bersifat menular sehingga cara yang paling efektif dengan sistem gerudukan. Diharapkan dengan cara ini, musuh petani tersebut bisa diberantas maksimal dan tidak menyebar luas di lahan pertanian.
“Ini merupakan cara pengendalian yang dilakukan oleh beberapa orang petani. Caranya pada suatu lahan yang ngeblok dengan cara bersama-sama,” imbuhnya.
Lebih lanjut, akibat serangan hama ini, penyerapan beras di gudang Bulog Sub Drive II Pati, pada Mei hingga bulan ini baru mencapai kurang lebih 39.100 ton. Padahal, target pada 2017 sebesar 102 ribu ton. Sedang, pada 2016 bulog mampu menyerap sebanyak 116 ribu ton beras dari petani Pati.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sri Ayom Sukarwan mengungkapkan, hama WBC ini biasa menyerang saat tanaman padi berusia 30 hingga 60 hari. Sementara di desa setempat, luas lahan yang diserang WBC mencapai 25 hektare, dengan tanaman padi yang terancam sekitar 60 hari.
“Sehingga, jika tidak dibasmi sejak dini akan membunuh tanaman padi. Imbasnya, pada saat panen raya, beras yang dihasilkan tidak maksimal. Kami sangat berterimaksih kepada instansi terkait yang telah membantu kami memecahkan permasalahn kami,” katanya.(po/PO/MK)