Posted on 17 Nov 2017
Penguasaan life skill dinilai justru semakin menggeser keilmuan agama. Hal itulah yang terus ditangani oleh Yayasan Salfiyah, Kajen. Di antaranya dengan menggelar seminar ilmiah dengan tema urgensitas madzhab dalam masyarakat islam. Kegiatan yang berlangsung di Aula MA Salafiyah, Kajen tersebut mendatangkan narasumber dari Universitas Al Azhar Mesih, Syikh Sa'id Muhammad Ali Al Huasini.
Ketua Umum Yayasan Salafiyah, Ulin Nuha mengatakan kegiatan tersebut ditujukan untuk kembali memunculkan ghiroh para siswa dan santri untuk kembali memperdalam ilmu-ilmu agama. Ulin memaparkan bahwa kondisi sekarang, para siswa dan santri lebih cenderung menginginkan untuk menguasai ilmu-ilmu modern. Penguasaan life skill juga cenderung menjadi kebanggan. Padahal ciri khas santri adalah penguasaan ilmu-ilmu islam.
“Oleh karena itu, Yayasan Salafiyah Kajen ingin membangun ghiroh belajar para santri kepada keilmuan keislaman. Kami Ingin membangun semangat untuk kembali belajar ilmu-ilmu islam, terutama ahlussunah wal jamaah,” ungkapnya, kemarin.
Hal itu, kata Ulin, terlihat dari kesiapan para lulusan untuk langsung terjun ke masyarakat. Dikatakannya, para lulusan pesantren dan madrasah saat ini cenderung enggan mengaplikasikan ilmu-ilmu agama. Hal itu disebabkan kurangnya penguasaan terhadap ilmu-ilmu tersebut.
“Contoh untuk ilmu keislaman, sekarang ini output, lulusan, sekarang tidak banyak yang siap langsung terjun ke masyarakat. Misalnya menjadi imam masjid atau musholla, mengajarkan ilmu-ilmu agama ke masyarakat. Karena mereka merasa penguasaan ilmu umum lebih penting,” jelasnya.
Hal itulah yang mendasari diselenggarakannya kegiatan seminar ilmiah yang dilanjutkan dengan pemberian sanad dan ijazah, sejumlah kitab kepada para guru di Yayasan Salafiyah.
Sekretaris Yayasan Salafiyah, Ahmad Agus Salim menambahkan, pengelenggaraan kegiatan tersebut juga mengacu kepada keberadaan wacana di masyarakat terkait tidak diperlukannya penggunaan madzhab. Melainkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW atau Al Qur'an dan Hadist.
“Padahal itu kan tidak mungkin. Kita di zaman sekarang ini jelas tidak mungkin jika langsung ke Nabi Muhammad. Juga ketika langsung kepada Al Qur'an dan hadist karena kita tidak berhubungan langsung dengan para sahabat. Maka memang harus menggunakan madzhab,” pungkasnya.(po/PO/MK)