BNPB Tawarkan Solusi Agar Warga Tak Gunduli Pegunungan Kendeng

Posted on 15 Jan 2020


BNPB Tawarkan Solusi Agar Warga Tak Gunduli Pegunungan Kendeng

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menawarkan solusi agar warga tak mudah menebang dan menggunduli lahan di Pegunungan Kendeng yang berada di wilayah Kabupaten Pati bagian selatan.

Menurutnya, selain menanam tanaman keras yang punya nilai jual tinggi, penduduk setempat bisa menanam tumbuhan lain di sela-sela pohon tersebut. Tanaman yang ada di bawahnya juga diharapkan memiliki nilai jual dan banyak dibutuhkan oleh dunia industri.

Tanaman keras yang dimaksudkan di sini adalah tanaman yang mempunyai masa manfaat 20 tahun atau lebih, seperti misalnya pohon jati. Sedangkan tanaman di bawahnya dapat berupa tumbuhan  rempah-rempah, dan tanaman lain yang punya nilai jual dan dibutuhkan oleh dunia industri.

"Kalau punya nilai jual kan kemungkinan kecil mereka akan menebangnya", tutur Ketua BNPB Doni Monardo, siang ini (15/1), saat diwawancara usai menghadiri kegiatan penghijauan  Kawasan Pegunungan Kendeng di Desa Sumbersari Kecamatan Kayen. Ia pun menegaskan bahwa di Jawa Tengah banyak industri jamu yang tentu butuh pasokan rempah-rempah.

Selain itu, berdasarkan data dari International Trade Center yang dihimpun BNPB, menurut Doni, saat ini kebutuhan global  atsiri, aroma terapi, kosmetik, dan farmasi yang bersumber dari rempah-rempah, nilainya bahkan mencapai USD 427 Milyar.

"Negara kita dulu juga terkenal terkena sebagai penghasil penghasil rempah-rempah, bahkan salah satu perusahaan Belanda yang dikenal dengan VOC dulu bisa meraup untung hingga USD 7,9 triliun dari hasil penjualan rempah-rempah", jelasnya.

Ia bahkan menyinggung soal komoditi porang yang kini sedang populer dipakai sebagai bahan pembuatan mie shirataki dan beras shirataki. "Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil porang terbesar di dunia. Di sela-sela tanaman keras warga bisa tanam tumbuhan porang", harapnya.

Ditanya soal kondisi pegunungan kendeng yang gundul, Ketua BNPB menjelaskan bahwa saat ini ada 12 ribu hektar lahan kritis di wilayah tersebut. "Butuh sekitar 4,8 juta pohon untuk menghijaukan kembali wilayah ini", tegasnya.

Jika penghijauan berhasil, maka ia optimis banjir bandang yang kerap terjadi di Sukolilo dan Kayen dapat berkurang. "Saat ini di hulu gundul, air hujan nggak ada resapan. Sementara itu ada sedimentasi sungai, jadinya sungainya dangkal", terang Doni.

Sementara itu, di acara tersebut, Bupati Pati Haryanto sempat menyampaikan laporan bahwa, baru-baru ini pihaknya juga telah melakukan penghijauan, dan ia pun mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada BNPB dan Gubernur Jawa Tengah yang telah turut memberikan perhatian untuk wilayah Pati Selatan.

Dalam kesempatan itu juga terungkap bahwa Karang Taruna Pati juga telah menanam 80 ribu pohon di berbagai lokasi.  Dan sebagai bentuk ajakan agar masyarakat mencegah banjir dengan tidak buang sampah sembarangan, tadi, di sepanjang jalan menuju tempat acara, Gubernur, Bupati Pati Haryanto dan Wakil Bupati Pati Saiful Arifin (Safin) memunguti sampah plastik yang ada di lokasi penanaman yaitu di tempat wisata Lorodan Semar, Desa Sumbersari Kecamatan Kayen. (fn1.2/FN/MK)