Posted on 30 Nov 2017
Pelibatan anak-anak menjadi cara yang tepat untuk menjaga kesenian tradisi. Hal itulah yang dilakukan Sanggar Seni Arimbi, Pundenrejo,Tayu. Sedikitnya 35 anak menjadi bagian rutin dalam setiap sesi latihan berbagai jenis kegiatan seni. Baik tari, lukis, sastra, hingga pencak silat.
Ketua Sanggar Seni Arimbi, Novie Risty, mengatakan, di dalam sanggar yang secara resmi dibuka November 2017, terdapat puluhan anak-anak yang terdiri dari anak usia Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dan Sekolah Dasar (SD).
"Kami ingin mengajak masyarakat untuk nguri-uri, melestarikan seni dan budaya agar tetap menjadi karakter bangsa di tengah desakan zaman modern yang cenderung melupakan tradisi," ungkapnya.
Novie memaparkan, keberadaan sanggar tersebut tidak berorientasi bisnis. Sebab, dirinya ingin bergerak dengan ketulusan hati untuk sama-sama saling support agar bisa sama-sama melestarikan seni dan budaya. Sehingga tetap menjadi karakter bangsa yang semakin tergilas oleh zaman modern.
Sejumlah tarian yang dikuasai anak-anak anggota Sanggar Seni Arimbi di antaranya tari dolanan anak, Padhang Bulan dan Pitik Walik Jambul. Ada juga Tari Payung, Tari Caping, Tari Nawung Sekar, Tari Topeng Ayu, Tari Rampak Taju dan Tari Tenggok.
Selain itu juga pencak silat dan juga seni musik campur sari binaan Sanggar Seni Arimbi, Nuswantoro.
"Total anggotanya ada 35 anak. Sebanyak 25 anak mengikuti bidang tari dan 10 anak ikut Pencak Silat," ujarnya. (po/PO/MK)