Posted on 26 Des 2017
Usai praktik langsung di lapangan dengan sejumlah penugasan, para siswa akan kembali dikumpulkan untuk belajar mengungkapkan kembali apa saja yang dialami dan dipahami dengan bahasa mereka sendiri.
Hal itu dilakukan agar siswa memiliki pengalaman yang utuh. Yakni berupa pemahaman dan tindakan atas pemahaman tersebut Meski dengan penguasaan teknik yang sama namun setiap anak memiliki kemampuan dan karakter berbeda. Usai praktik lapangan tersebut, sejumlah siswa ekskul sinematografi akan memasuki tahap evaluasi.
“Yang pasti, dasar-dasar itu harus di kuasai. Setelah itu hanya perlu terus melakukan. Dengan begitu, mereka akan menemukan takaran untuk mengatasi persoalan masing-masing," jelasguru ekstrakurikuler sinematografi MA Salafiyah, Kajen, Ahmad Faozi.
Sementara itu, Faozi mengaku terkesan dengan praktik perdana yang dilakukan anak-anaknya. Dia berharap, hal itu semakin menambah semangat belajar dan membangun kualitas diri agar lebih baik. "Saya senang sekali. Anak-anak tampak semangat dan antusias," tandasnya.
Usai menjalani pembelajaran langsung kepada guru bernama lingkungan, seorang siswa, M. Khoirul Anwar mengaku menemukan banyak hal. "Di lapangan itu banyak hal yang terjadi. Misalnya keberanian yang tentu saja memengaruhi penguasaan teknik yang telah dipelajari," ungkapnya.
Meski sempat ciut nyali, Khoirul mengaku terus berusaha mengondisikan dirinya sendiri. Dengan sedikit tegang, siswa kelas X itu mengaku sangat terkesan. "Praktik itu memang harus diperbanyak. Soalnya dengan langsung praktik kita seperti tahu sendiri, apa saja kekurangan dan itu sebagai bahan evaluasi untuk terus menjadi lebih baik," ujarnya.(fn/FN/MK)