420 Peserta Pesta Siaga Ikuti Persari

Posted on 23 Mar 2019


420 Peserta Pesta Siaga Ikuti Persari

Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Pati menyelenggarakan Pesta Siaga 2019 di Lapangan Desa Margorejo, Kecamatan Margorejo, Sabtu (23/3/2019).

Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Pati Sugiono menerangkan kegiatan pesta siaga tersebut diikuti 420 peserta dari 21 kecamatan  di Kabupaten Pati. Dimana masing-masing kecamatan mengutus atau mengirim Barung (satuan terkecil dalam Pramuka Siaga-red) Putra dan Barung Putri.

"Masing-masing Barung beranggotakan 10 orang. Pesta Siaga kali ini dikemas dalam Perkemahan Satu Hari (Persari), perwakilan dari tiap kecamatan bertemu, bergembira, dan saling berlomba mengadu keahlian dan keterampilan masing-masing," jelas Sugiono.

Sedangkan Juara 1, 2, dan 3 akan dipilih untuk maju mewakili ke ajang tingkat eks-karesidenan yang akan diselenggarakan pada 30 Maret mendatang, dan kebetulan tahun ini Pati berperan sebagai tuan rumah tingkat eks-karesidenan.

Lebih lanjut Sugiono menjelaskan, berbagai bidang pengetahuan dan keterampilan akan di lombakan yang akan diikuti para peserta Pesta Siaga. "Mereka akan beradu ketangkasan di setiap pos yang disebut "taman". Ada beberapa nama taman, yaitu taman pintar, taman permainan, taman keimanan dan ketakwaan, dan sebagainya," terangnya.

Bertindak sebagai pembina pada upacara pembukaan Pesta Siaga Bupati Pati Haryanto mengatakan harapannya kepada para peserta pesta siaga untuk tidak berkurang semangatnya meski kondisi lapangan yang sedikit becek akibat hujan.

"Harus disini senang disana senang, tidak ada kata susah dalam Pramuka meski kondisi lapangan seperti ini, semangat tidak boleh luntur," ucapnya.  Haryanto juga berharap, kegiatan Persari tersebut dapat memberi makna dan hikmah bagi peserta.

"Gerakan pramuka merupakan upaya untuk mendidik karakter anak bangsa. Budi pekerti, jiwa sosial, gotong royong, semuanya ada dalam Pramuka," tegasnya. Bupati menekankan jiwa pramuka dapat menghindarkan anak-anak dan generasi muda dari krisis moral. Jika seseorang memiliki jiwa pramuka akan memberi dampak positif bagi masyarakat.

"Ada fenomena krisis moral yang kelihatannya sepele tapi sangat berdampak, yaitu saling hujat tanpa malu dan ewuh pekewuh. Hal ini terjadi karena tidak ada budi pekerti, gerakan pramuka merupakan upaya untuk menghindarkan anak-anak kita dari hal tersebut," pungkasnya. (po2/PO/MK)