Relawanisme PMI Ampuh Hadapi Bencana Dan Kebhinekaan

Posted on 25 Jul 2017


Relawanisme PMI Ampuh Hadapi Bencana Dan Kebhinekaan

Nilai dan semangat relawanisme PMI dinilai ampuh dalam menghadapi bencana dan masalah kebhinekaan. Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menjadi Pembina Upacara Pembukaan Jumbara dan Temu Karya Sukarelawan PMI Tingkat Jawa Tengah Tahun 2017 di Bumi Perkemahan Regaloh, Kecamatan Tlogowungu, Senin (24/7). “Relawanisme di sini maksudnya adalah peduli, punya  semangat untuk menolong. Nah, orang-orang  PMI dari berbagai latar belakang ini adalah orang-orang yang hebat karena saat menolong tak pandang bulu, tidak pandang SARA. Kerelaan menolong ini kemudian menjadi suatu nilai yang bisa mempersatukan bangsa, sehingga bhinneka tunggal ika bisa terwujud”, terang Ganjar panjang lebar.

Apalagi, lanjutnya, Jawa Tengah ini punya supermarket bencana. “Berbagai berpotensi bencana kita sadari ada di Jawa Tengah, saya kadang menyebutnya sebagai supermarket bencana. Longsor ada, kekeringan ada, banjir ada, gunung meletus ada, gempa pun ada. Tapi dengan relawanisme-nya PMI yang bersinergi dengan BPBD, Tagana, dan Pramuka, dampak bencana kini lebih dapat diminimalisir”, puji gubernur.

Setelah relawanisme dikedepankan, imbuh Ganjar, PMI diharapan bisa naik kelas, sehingga mampu pula untuk mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi, dan yang penting mengedukasi masyarakat. “Itu bisa diwujudkan dengan memperbanyak keluarga sadar bencana, mendorong kelompok masyarakat untuk sadar bencana, hingga membentuk desa-desa yang  tangguh bencana. Karena ini adalah bagian dari tugas lembaga kemanusiaan yang harus disosialisasikan sehingga masyarakat bisa terlibat”, lanjutnya.

Terkait dengan banyaknya kegiatan yang digelar di acara tersebut, Ganjar berpesan agar setiap peserta tak malu untuk saling belajar dengan kontingen-kontingen lain. “Jangan malu untuk saling belajar antar peserta sehingga bisa menambah ilmu”, pintanya.

Dalam kesempatan itu gubernur juga menekankan kembali tentang bahaya yang saat ini perlu diwaspadai generasi muda, yaitu narkoba, sex bebas, pornografi,dan  radikalisme. “Mumpung di sini banyak generasi mudanya, saya ikut titip. Saya minta PMI dan pelajar ikut mensosialisasikan dan turut menjelaskan ke teman-teman tentang  bahaya narkoba, sex bebas, pornografi,dan  radikalisme”, ujar gubernur yang mengaku pernah menjadi ketua PMR sewaktu SMP ini.

Sementara itu, Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah, Imam Triyanto dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 3050 peserta dari 35 PMI kabupaten/kota se-Jateng. “Terdiri atas PMR Mula (Setingkat SD), PMR Madya (Setingkat SMP), PMR Wira (Setingkat SMA), Korps Sukarela (KSR), TSR (Tenaga Suka Rela), pendamping atau fasilitator, Sibat PMI (partisipan penanganan bencana dari masyaraka-red), Pendonor Darah Sukarela (DDS), dan juga dari TSR (Tenaga Suka Rela).

“Kegiatan ini didasari oleh program kerja PMR dan relawan tahun 2017 dan juga merupakan program empat tahunan Jumbara dan temu karya PMI provinsi Jateng”, terang Imam Triyanto selaku penyelenggara kegiatan yang berlangsung Sabtu 22/7 sampai dengan Kamis (27/7) tersebut.

“Pelaksanaannya sudah dimulai  Sabtu kemarin, diawali technical meeting. Kemudian minggu sebagian kegiatan juga sudah diawali. Nantinya kegiatan ini akan berakhir pada hari Kamis 27 Juli”, imbuhnya.

Disampaikan pula oleh Ketua PMI Provinsi Jateng bahwa ada 33 kegiatan yang digelar. “Ke-33 kegiatan ini terbagi dalam empat komponen besar, yaitu Jumbara sebanyak 9 kegiatan, kegiatan temu karya ada 8 kegiatan, lalu kegiatan kontingen terdiri atas 14 kegiatan, kemudian kegiatan monitoring evaluasi sebanyak dua kegiatan, serta satu tambahan kegiatan lagi berupa parade budaya antar kontingen di Alun-Alun Kabupaten Pati”, terangnya.

Dalam kesempatan itu Ketua PMI Jateng juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasinya kepada Bupati Pati Haryanto yang telah memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan di tingkat Jawa Tengah.