Ampas Ketela Berdampak Buruk bagi Hewan Ternak

Posted on 04 Nov 2017


Ampas Ketela Berdampak Buruk bagi Hewan Ternak

Meski tak bergizi, ampas ketela banyak digunakan masyarakat untuk campuran pakan ternak sapi dan kambing. Peternak di desa masih setia menggunakan bahan tersebut karena beranggapan dapat mendongkrak nafsu makan hewan ternak.

Dokter Hewan Puskeswan Jakenan, Riyanto mengatakan, pemberian ampas ketela untuk campuran pakan ternak tidak berakibat buruk kepada hewan selama jumlah pemberiannya tidak berlebihan. Namun, pendapat bahwa ampas ketela bisa meningkatkan nafsu makan hewan ternak dikatakannya salah.

“Ampas ketela tidak terkandung zat-zat yang bisa mempengaruhi nafsu makan ternak. Jadi salah jika beranggapakan bisa meningkatkan nafsu makan. Malahan, ketika pemberian ampas ketela terlalu banyak bisa berakibat pada kebiasaan ternak itu sendiri. Akibatnya, ternak akan mogok makan ketika tidak diberikan campuran ampas ketela,” terangnya.

Karbohidrat yang terkandung dalam ampas ketela adalah selulosa yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan hewan. Sehingga ketika ampas tersebut dimakan oleh hewan, akan terbuang percuma.

”Sebab untuk senyawa gula sebenarnya ada tiga. Yakni, glukosa, fruktosa, selulosa. Dan dari ketiga jenis tersebut yang paling sulit untuk dicerna oleh sistem pencernaan hewan ternak adalah selulosa,” bebernya.

Selulosa sendiri merupakan senyawa karbohidrat yang rumit dicerna. Sehingga dalam proses penyerapannya membutuhkan waktu yang lama. “Ampas ketela memiliki kandungan karbohidrat yang cenderung tinggi seperti nasi basi. Sehingga ketika diberikan kepada hewan ternak bisa mengakibatkan kembung dan membuat pertumbuhan ternak tidak optimal,” tambahnya.

Idealnya, campuran ampas ketela untuk pakan ternak adalah 1 bagian ampas ketela dicampur dengan 3 bagian bekatul. Pemberian konsentrat dan komboran (campuran bekatul dan ampas ketela) merupakan upaya pemberian gizi tambahan di sela pemberian bahan makanan utama yakni rumput.

“Jika terlalu banyak makanan tambahan, bukannya daging hewan yang bertambah tetapi malah penimbunan lemak pada tubuh hewan,” jelasnya.

Banyaknya timbunan lemak pada hewan dapat mengakibatkan menurunkan harga bobot hidup hewan itu sendiri. Sebab biasanya jagal memahami betul anatomi tubuh hewan. “Sehingga peternak juga harus banyak membaca referensi agar beternak bisa berhasil. Serta kerugian bisa diminimalisir,” pungkasnya. (fn/FN/MK)